Rabu, 23 Maret 2011

Analisa estimasi biaya aktiva, pasiva

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DITINJAU DARI
RENTABILITAS, LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS
(Studi Kasus Pada PTPN X Surakarta)

 Rentabilitas
Menurut SK Menteri Keuangan RI No.826/KMK.013/1992 rentabilitas merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan modal rata- rata yang digunakan dalam tahun  yang bersangkutan atau dapat dirumuskan dengan :
Rentabilitas mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan modal yang tertanam didalamnya.


Likuiditas
Menurut SK Menteri Keuangan RI No.826/KMK.013/1992 likuiditas merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar, atau dapat dirumuskan dengan :
Likuiditas mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang harus segera dipenuhi, selanjutnya berkaitan dengan masalah likuiditas  ini perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya berarti perusahaan dalam keadaan  liquid dan sebaliknya apabila perusahaan tidak segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih berarti perusahaan  tersebut dalam keadaan inliquid.

Solvabilitas
Menurut SK Menteri Keuangan RI No.826/KMK.013/1992 solvabilitas merupakan perbandingan antara jumlah aktiva dengan jumlah hutang, atau dapat dirumuskan dengan :
Solvabilitas mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik yang berupa hutang jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Suatu perusahaan dikatakan  solvable apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutangnya.

Indikator-indikator tambahan sesuai dengan SK Menteri Keuangan RI No.826/KMK.013/1992, meliputi.
1.Profit Margin
Sesuai perusahaan yang bersangkutan yaitu PTPN X Surakarta, profit margin merupakan perbandingan antara laba operasi dengan penjualan bersih, laba operasi diperoleh dari laba sebelum pajak dikurangi penjualan asset, atau dapat
dirumuskan dengan :
Profit margin  mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dibanding dengan penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan mendapatkan laba cukup tinggi.
2. Rasio Operasi
Sesuai perusahaan yang bersangkutan yaitu PTPN X Surakarta, rasio operasi merupakan perbandingan antara penjualan bersih dengan total biaya, atau dapat dirumuskan dengan :
Rasio operasi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh hasil penjualan dibanding dengan total biaya yang digunakan. Semakin tinggi rasio ini berarti biaya operasi yang digunakan semakin efisien.
3.Rasio Produktivitas Tenaga Kerja
Sesuai perusahaan yang bersangkutan yaitu PTPN X Surakarta, rasio produktivitas tenaga kerja merupakan perbandingan antara penjualan dengan jumlah tenaga  kerja, atau dapat dirumuskan dengan :

Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dibandingkan modal yang digunakan oleh perusahaan. Rumus rentabilitas yang digunakan adalah perbandingan laba sebelum pajak dengan rata-rata modal yang digunakan.

Tabel  IV. 3 digunakan untuk menghitung rentabilitas PTPN X Surakarta dengan menggunakan modal rata-rata, berdasarkan rumus dari SK Menteri Keuangan RI No.826/KMK.013/1992. Jumlah aktiva yang digunakan untuk menghitung modal rata-rata tersebut diambil dari neraca perusahaan (lampiran 1), dan aktiva yang dimaksud adalah aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan. Di dalam modal rata-rata tersebut sudah termasuk di dalamnya penyertaan. Penyertaaan yang dimaksudkan disini adalah investasi jangka pendek yang terdapat di dalam aktiva lancar perusahaan. Laba sebelum pajak tidak termasuk laba hasil penjualan aktiva tetap. Adapun perhitungan rentabilitas adalah sebagai berikut :
Setelah melakukan analisis rasio rentabilitas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio rentabilitas untuk tahun 2007 mengalami peningkatan sebesar 2,55 % dari tahun 2006 dari 8,47 % pada tahun 2006 menjadi 11,02 % pada tahun 2007. Hal ini berarti kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan modal meningkat. Hal ini disebabkan oleh kenaikan laba sebelum pajak yang lebih tinggi dari pada kenaikan  modal rata-rata, yang berarti kemampuan ekonomik perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam keadaan baik. Pada tahun 2008 terjadi penurunan rentabilitas. menjadi 7,75% atau sebesar 3,27 % dari tahun 2007. Hal ini disebabkan oleh rendahnya kenaikan nilai laba sebelum pajak yang lebih sedikit dari pada nilai modal rata-rata, yang berarti kemampuan ekonomik perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam kondisi yang kurang baik.

Likuiditas, adalah kemampuan  perusahaan untuk memenuhi hutang jangka pendek dengan  menggunakan aktiva lancarnya. Likuiditas dapat diketahui melalui neraca dengan membandingkan aktiva lancar dengan jumlah hutang lancar. Adapun perhitungan likuiditas adalah sebagai berikut :



Setelah melakukan analisis rasio likuiditas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio likuiditas pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 68,07 % dari  tahun 2006 dari 126,33 % pada tahun 2006 menjadi 194,39 % pada tahun 2007. Begitu juga pada tahun 2008 sebesar 306,63 % yang mengalami kenaikan drastis sebesar 112,23 % dari tahun 2007. Hal ini disebabkan  karena kenaikan aktiva lancar lebih besar dari pada kenaikan hutang lancar, yang mencerminkan kemampuan ekonomik perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva  lancar dalam keadaan baik dan cenderung mengalami peningkatan.

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban baik jangka panjang maupun jangka pendek, apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Solvabilitas dapat diketahui melalui perbandingan antara total aktiva dengan total hutang. Adapun perhitungan solvabilitas adalah sebagai berikut :
Setelah melakukan analisis rasio solvabilitas, maka dapat disimpulkan bahwa rasio solvabilitas pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 8,77 % dari  tahun 2006 yaitu sebesar 186,73 % pada tahun 2006 menjadi 195,50 % pada tahun 2007. Hal ini disebabkan karena  kenaikan total aktiva lebih besar dari pada kenaikan total hutang, yang  berarti kemampuan ekonomik perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya dengan menggunakan aktiva dalam keadaan cukup baik. Pada tahun 2008 solvabilitas sebesar 193,32 % atau mengalami penurunan sebesar 2,18 % dari tahun 2007. Hal ini dikarenakan kenaikan nilai aktiva yang lebih kecil dari pada kenaikan hutang. Kondisi ini berarti kemampuan ekonomik perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya mencerminkan prestasi kerja yang semakin baik, karena perusahaan terus memperkecil jumlah hutangnya.

Profit Margin
Dalam tabel IV. 7 menyatakan tentang perhitungan untuk memperoleh besarnya laba  operasi yang digunakan dalam menghitung rasio  profit margin. Laba operasi merupakan jumlah laba sebelum pajak yang telah dikurangi penjualan aktiva.
Dalam rasio  profit margin laba operasi tersebut dibandingkan dengan penjualan bersih perusahaan. Adapun perhitungan rasio profit margin adalah sebagai berikut:

Setelah menghitung analisis  profit  margin, maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 13,98 % dari 22,99 % pada tahun 2006 menjadi 36,97 % pada tahun 2007. Hal ini disebabkan karena kenaikan laba operasi yang
lebih besar dari kenaikan  penjualan bersih, sehingga mencerminkan kemampuan ekonomik perusahaan dalam menghasilkan laba pada kondisi yang baik. Pada tahun 2008 rasio profit margin sebesar 24,99 % atau mengalami penurunan sebesar 11,98 % dari tahun 2007, yang disebabkan oleh kenaikan laba operasi yang lebih sedikit dari kenaikan penjualan bersih. Hal ini mencerminkan kemampuan ekonomik perusahaan dalam menghasilkan laba mengalami penurunan.

Rasio Operasi
Dalam tabel IV. 9 ditunjukkan besarnya total biaya yang digunakan perusahaan. Total biaya dapat diperoleh dari penjumlahan biaya operasi dan biaya non operasi.
Dalam menghitung rasio operasi dapat diperoleh dengan membagi penjualan bersih dengan total biaya. Adapun perhitungan rasio operasi adalah sebagai berikut :
Setelah melakukan perhitungan rasio operasi, maka dapat disimpulkan bahwa rasio operasi pada tahun 2007 sebesar 141,47% mengalami kenaikan sebesar 15,29 % dari pada tahun 2006 yang sebesar 126,18 %. Hal ini disebabkan karena kenaikan penjualan
bersih yang lebih besar dari kenaikan total biaya. Kondisi ini mencerminkan kemampuan ekonomik perusahaan dalam menghasilkan pendapatan operasi dibandingkan dengan total biaya dalam keadaan baik. Pada tahun 2008 rasio operasi sebesar 123,77% atau mengalami penurunan sebesar 17,70 %, disebabkan karena kenaikan penjualan besih  yang lebih sedikit dari kenaikan total biaya. Hal ini mencerminkan kemampuan ekonomik perusahaan dalam menghasilkan pendapatan mengalami penurunan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar