Jumat, 17 Juni 2011

7 hal-hal aneh di indonesia

. Pengumuman Yang aneh.


2.  Soal aneh
 

 3. Daftar menu yang aneh

k3 dalam dunia penerbangan


            K3 dalam dunia penerbangan
            Bandar udara (bandara) merupakan tempat bertemunya banyak orang dari segala penjuru dunia yang datang dan pergi dengan pesawat udara, dan juga tempat berkumpulnya banyak orang yang melakukan kegiatannya masing-masing untuk menunjang operasi penerbangan yang lancar, aman dan nyaman.
            Menurut Annex 14 dari ICAO (International Civil Aviation Organization) , Airpot is a defined area on land or water (including any buildings, installations, and equipment) intended to be used either wholly or in part for arrival, departure, and movements of aircrafts. Menurut PT (persero) Angkasa Pura, bandar udara, ialah lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat.
            Dengan perkembangan dunia penerbangan dan mobilitas manusia serta barang yang makin tinggi, maka fungsi bandara (bandar udara) makin bertambah penting. Di daerah-daerah penerbangan perintis, bandara masih sederhana, tetapi di kota-kota besar sudah berkembang menjadi besar dan canggih karena merupakan tempat bertemunya banyak orang dari segala penjuru dunia, dan tempat berkumpulnya banyak orang melakukan kegiatannya masing-masing untuk menunjang operasi penerbangan yang aman dan nyaman. Untuk itu dalam pengoperasiannya suatu bandara harus menyediakan fasilitas medik untuk dapat menanggulangi gawat darurat penerbangan, gawat darurat medik atau gangguan kesehatan lainnya. Lagi pula untuk memberi kemudahan pada calon penumpang dan pengunjung, di bandara disediakan kafetaria, restoran, coffee shop, duty free shop, kantor pos, bank, money changer dsb. Dan di bandara internasional selalu ada kantor/petugas C.I.Q. (Custom Immigration Quarantine).
            Akibat hal-hal di atas timbul masalah hygiene dan sanitasi di bandara yang harus ditangani sungguh-sungguh, sebab suatu bandara internasional adalah pintu gerbang suatu negara. Masalah hygiene dan sanitasi di bandara berhubungan erat dengan penyebaran penyakit menular dan juga dengan keselamatan penerbangan. Di samping masalah-masalah tersebut di atas, sering melalui bandara seorang pasien ingin berobat ke rumah sakit yang,besar di kota lain, bahkan ke luar negeri. Ini menimbulkan masalah, karena tidak semua orang sakit boleh diangkut dengan pesawat udara (pesawat dari airline).

Untuk membangun suatu bandar udara harus dipilih lokasi yang cocok. Lokasi ini harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu :
1. Dekat dengan sumber lalu lintas.
2. Bebas dari rintangan.
3. Masih tersedia lahan untuk perluasan/perpanjangan landasan.
4. Kecocokan medan di sekitarnya untuk pendaratan.
5. Kondisi metereologis.
6. Biaya konstruksi dan pemeliharaan.
7. Hubungannya dengan airways yang ada.
Kriteria-kriteria tersebut tidak selalu sama pentingnya, misalnya jarak dengan sumber traffic tidak begitu penting bila bandar udara yang akan dibangun nanti hanya untuk refueling atau untuk overnight stop (tidak menurunkan penumpang). Di samping kriteria tersebut juga perlu diperhatikan major sanitary conditions, yaitu :
1. Jaraknya ke pemukiman penduduk.
2. Jaraknya ke daerah nyamuk berkembang biak, terutama rawa atau genangan air yang tidak mengalir.
3. Keberadaan serangga, binatang-binatang kecil dan tikus.
4. Arah angin sepanjang tahun yang dapat membawa nyamuk dari tempat jauh.
5. Sifat persediaan air, terutama sumbernya, status kontaminasi dan debitnya yang cukup.
6. Dalamnya dan sifat permukaan air tanah.
7. Drainase daerah itu berlangsung secara alami atau melalui saluran buatan.
Semua masalah-masalah diatas harus dianalisis lebih dahulu sebelum pembangunan bandar udara dimulai, hal ini untuk mengindari kesulitan-kesulitan baru atau tambahan selama proses konstruksi bandar udara sedang berjalan. Juga perlu diperhatikan bahwa tidak semua penumpang itu sehat, tetapi ada orang cacat, orang tua, wanita hamil dan anak-anak. Maka dalam membangun suatu bandar udara harus dibuat fasilitas untuk orang-orang. Selain itu dalam pembangunan bandara harus disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan agar dapat memenuhi persyaratan K3
untuk menunjang operasi penerbangan yang lancar, aman dan nyaman. Sehubungan dengan hal tersebut perlu diantisipasi kemungkinan terjadinya suatu gawat darurat penerbangan, gawat darurat medik, gawat darurat karena bencana alam atau suatu kecelakaan kerja. Masalah hygiene dan sanitasi di bandara harus diperhatikan dan ditangani sungguh-sungguh karena bandara adalah pintu gerbang suatu negara. Masalah yang juga penting di bandara adalah yang berhubungan dengan gangguan kesehatan karena lingkungan kerja yaitu karena bising, gelombang mikro, debu radioaktif dan sinar x, dan bahan-bahan kimia yang terdapat di bandara. Akhirnya masalah penanggulangan dan penyelidikan kecelakaan pesawat udara yang terjadi di bandara dan sekitarnya, dan selanjutnya sering melalui bandara diangkut penumpang yang sakit untuk berobat ke kota atau negara.lain semua ini perlu ditangani.
Masalah keselamatan kerja di bandara adalah menyangkut masalah tentang tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja. Adapun potensi bahaya yang menyangkut tenaga kerja dan orang lain di bandara meliputi :



Jumat, 10 Juni 2011

lubang aneh hot

1. Kimberley Mine
Spoiler for Kimberley Mine:

Lubang besar yang berlokasi di Kimberley, Afrika Selatan ini merupakan lokasi penambangan terbesar di dunia yang dilakukan manual (tanpa mesin gan!!).
Sejak awal penggalian tahun 1871 hingga 1914, lebih dari 50.000 penambang telah menggali lubang ini menggunakan cangkul dan sekop. Dari lubang seluas 463 meter dan kedalaman 240 meter ini, total intan yang telah dihasilkan kurang lebih 2700 kilogram.
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Big_Hole

Teori penyebab kecelakaan kerja


Teori Penyebab Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja merupakan suatu hal yang sering terjadi dalam dunia kerja, terjadinya kecelakaan kerja ini dapat kita pelajari dan diupayakan pencegahannya. Adapun beberapa teori mengenai penyebab kecelakaan kerja, yaitu:

1. Teori Heinrich ( Teori Domino)

Teori ini mengatakan bahwa suatu kecelakaan terjadi dari suatu rangkaian kejadian . Ada lima faktor yang terkait dalam rangkaian kejadian tersebut yaitu : lingkungan, kesalahan manusia, perbuatan atau kondisi yang tidak aman, kecelakaan, dan cedera atau kerugian ( Ridley, 1986 ).


Review jurnal


No
Nama Penulis
Judul Jurnal
Isi
Gap



Masalah
Metode
Hasil

1.
Wikanti Asriningrum, Heru Noviar, Suwarsono 2004
Pengembangan Metode Zonasi Daerah Bahaya Letusan Gunung Merapi
Gunung merapi merupakan salah satu gunung aktif di Indonesia. Mengingat bahaya akibat erupsi merapi maka perlu metode sebagai upaya sistim mitigasi bencana letusan.
Multitemporal yang dilakukan melalui analisis perubahan penutup lahan dan analisis geomorfologi/bentuk lahan.
Kawasan gunung merapi dapat dibagi menjadi 10 bentuk lahan yaitu kawah aktif, sumbat lava, vulkanic neck, lereng gunung api, lembah baranko, kaki gunung, dataran kaki gunung api, dataran gunung api, medan lava, sungai crosional.
Saya ingin meneliti sungai crosional dan manfaat dari material muntahan gunung merapi untuk perekonomian warga. Jurnal ini hanya menjelaskan kawasan yang ada pada gunung merapi.
2.
Sarwono
 Pengaruh pola Kehidupan Masyarakat Terhadap Pelestarian Lingkungan Sungai
Hubungan timbal balik antara manusia  dengan lingkungan hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain, keduanya merupakan satu kesatuan sistem yang disebut ekosistem.
Menggunakan pendekatan terhadap masyarakat sekitar aliran sungai dan analisis aspek perekonomian warga.
Masyarakat mulai peduli terhadap kelestarian lingkungan sungai.
Perlu pemantapan instansi dinas pekerjaan umum.
Jurnal ini hanya menjelaskan tentang daerah aliran sungai sebelum bencana banjir lahar dingin saya akan meneliti pemanfaatan material banjir lahar dingin.
3.

MuMuch. Djunaidi dan Mila Faila Sufa

Usulan interval perawatan komponen kritis
Pada mesin pencetak botol (mould gear) berdasarkan kriteria minimasi downtime

Perawatan pencegahan (preventive maintenance) merupakan suatu perawatan atau pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu yang telah ditentukan sebelumnya. PT KCI dalam melakukan perawatan komponen mesin, yang dalam hal ini adalah komponen Mould Gear masih bersifat corrective maintenance, artinya komponen akan diganti apabila benar-benar telah mengalami kerusakan
Metode yang digunakan untuk menentukan interval waktu penggantian pencegahan adalah metode Age Replacement yaitu menentukan interval penggantian pencegahan berdasarkan umur optimal komponen.  Komponen yang diamati dalam tulisan ini adalah komponen mould dan blow head.

Dari hasil perhitungan yang dilakukan maka diketahui interval waktu penggantian pencegahan dengan menggunakan metode Age Replacement untuk komponen mould = 49 jam dan blow head = 42 jam. Setelah dilakukan perawatan berupa penggantian pencegahan tersebut maka nilai availability dari mould gear sebesar 86.287 %.


4.

proposal teknik industri


PROPOSAL
TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

Penentuan Kebutuhan Kalori Buruh Angkut Dengan Analisa Denyut Jantung Pada Perusahaan Pengiriman Barang Xyz

Recovered_JPEG_593.jpg



Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Studi
S-1 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh:
Akhnanto kuntadi
D 600 090 030





JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADYAH SURAKARTA
2011
BAB I
PENDAHULUAN


1.1.  Latar Belakang Masalah
              Perusahaan Xyz bergerak dibidang jasa  pengiriman barang . Dengan persaingan yang cukup ketat sekarang ini, setiap pelaku bisnis ingin memenangkan kompetisi dalam dunia bisnis. Salah satunya dengan cara memberikan perhatian penuh terhadap ketepatan waktu dan keutuhan barang. Dan tentu saja hal itu tidak terlepas dari kualitas karyawan yang dimiliki perusahaan tersebut. Saat ini masih banyak perusahaan yang mengabaikan pentingnya kesehatan dan kenyamanan kerja karyawan disamping sarana dan fasilitas yang mereka sediakan. Ternyata dengan memberi jaminan kesehatan dan keselamatan kerja saja belum mencukupi. Karena disisi lain karyawan masih mempunyai resiko terserang penyakit atau terganggu kesehatannya di masa pensiun mereka.
              Dalam hal ini peneliti mengamati mengenai masalah jumlah kalori yang dibutuhkan karyawan dalam melaksanakan tugasnya. Terutama bagi karyawan buruh angkut, yang kebanyakan menggunakankan otot mereka dalam bekerja. Dilihat dari jenis pekerjaannya, sudah pasti mereka membutuhkan kalori yang cukup banyak. Dengan tanpa disadari bahwa karena ketidak seimbangan antara konsumsi dan kebutuhan energi dapat mengakibatkan penurunan produktivitas pekerja, selain juga penurunan berat badan dan kerusakan jaringan tubuh.
              Energi yang dikonsumsikan pada saat seseorang bekerja merupakan suatu faktor yang kurang diperhatikan, karena dianggap kurang penting bila dikaitkan dengan performansi yang ditunjukkannya. Padahal penggunaan energi dalam jumlah besar dalam waktu yang lama dapat menimbulkan kelelahan fisik. Akan tetapi akan lebih berbahaya apabila kelelahan menimpa pada mental manusia, karena hal ini akan memberikan kontribusi pada kesalahan-kesalahan kerja yang serius.
              Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka perlu dilakukan suatu analisa guna menentukan kalori yang dibutuhkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Media yang digunakan dalam pengukuran kalori ini adalah denyut nadi jantung dari buruh angkut tersebut.

1.2. Perumusan Masalah
Permasalahan umum yang dikaji berdasarkan latar belakang diatas adalah
adalah sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan energi dalam jumlah besar dalam waktu yang lama dapat menimbulkan kelelahan fisik yang menimbulkan penurunan produktifitas kerja karyawan  ?
2. Apakah perlu adanya perbaikan kalori pada makanan  karyawan yang bekerja di bagian buruh angkut barang ?

1.3. Batasan Masalah
Untuk memfokuskan penelitian dan memperjelas penyelesaian sehingga mudah dipahami dan penyusunannya lebih terarah, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut :
  1. Penelitian hanya dilakukan di perusahan Xyz tersebut.
  2. Penelitian di fokuskan hanya pada karyawan buruh angkut tersebut.
  3. Metode yang di gunakan adalah metode penghitungan denyut nadi jantung atau detak jantung karyawan buruh angkut tersebut.
  4. Umur karyawan dalam proses produksi tidak dibahas.
  5. Metode pengitungan yang digunakan adalah metode Astuti yaitu laju/kecepatan denyut nadi  jantung dapat dijadikan indikator tak langsung pengukuran menggunkan pendekatan kuantitatif.

1.4. Tujuan Penelitian
Agar penghitungan lingkup permasalahan dalam penelitian lebih terarah,
perlu dilakukan batasan-batasan permasalahan, yaitu:
1.      Untuk mengetahui kelelahan fisik pekerja dan produktifitasnya.
2.    Untuk mengetahui asupan jumlah kalori yang dibutuhkan karyawan buruh angkut.

1.5. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi perusahaan Xyz
Sebagai bahan masukan, informasi untuk memberikan perhatian kebutuhan kalori pada karyawan yang bekerja di bagian pengangkutan barang serta solusi-solusi baru yang telah di dapat dari penelitian ini sehingga dapat membantu mengatasi permasalahan yang ada.
b. Bagi peneliti
Dapat mengaplikasikan secara nyata ilmu pengetahuan yang telah diperoleh
dari bangku kuliah.

1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Tugas Akhir ini pada garis besarnya dibagi dalam lima bab, tiap bab terdiri dari beberapa sub bab, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Merupakan pembahasan secara terperinci mengenai metode maupun teori-teori yang digunakan sebagai landasan untuk pemecahan masalah.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang obyek penelitian, metode pengumpulan data, jalannya penelitian, metode pengolahan dan analisa data, kerangka pemecahan masalah.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Menyajikan data-data yang diperlukan yang diperoleh dari obyek penelitian dan membahas atau mengerjakan data-data yang diperoleh dari obyek penelitian dan menyajikan hasil-hasil analisa terhadap data-data yang diperoleh dari obyek penelitian.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Merupakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisa data serta mengemukakan saran yang sekiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pekerja.

















BAB II
LANDASAN TEORI


2.1. Pengertian Kerja Manusia
            Menurut Bonyer, seperti yang juga dikutip oleh Astuti (1985; hal II-10) dan Karhiwirkarta (1982; hal 12) kerja manusia dapat di bedakan menjadi dua bagian yaitu kerja fisik-energetik dan kerja mental-perseptif-energetik. Kerja energetic yang relative terdapat banyak aktifitas fisik tersebut masih dapat dibedakan kedalam kerja yang bersifat statis dan kerja yang bersifat dinamis (Sanche dkk,1979; hal 935 seperti dikutip oleh Astuti, 1985; II-10)
            Pada kerja statis, kontraksi otot bersifat isimetrik yaitu sementara tegangan otot bertambah, ukuran panjangnya prakris tidak berubah. Pada kerja statis ini tidak terjadi perpindahan benda akibat bekerjanya suatu gaya. Pada kerja dinamis kontraksi otot bersifat isotonic yaitu panjang otot yang berubah sementara tegangan tetap. Kontraksi  otot yang menghasilkan gerak perpindahan badan atau bagian badan (dinamis) biasanya bersifat ritmik, sehingga waktu kerja dapat berlangsung lama.
            Pengukuran kerja manusia secara umum, Wignjoesoebroto (2000; hal 272) mendifinisikan kerja fisik (physical work) sebagai kerja yang memerlukan energi fisik otot manusia sebagai sumber tenaganya (power). Dalam hal ini, konsumsi energi (energy consumtion) merupakan factor utama dan tolok ukur yang dipakai sebagai penentu berat ringannya kerja fisik tersebut.
            Energi yang digunakan manusia sebagai sumber tenaga diperoleh melalui fase yang dinamakan proses metabolisme. Fase ini bisa di analogikan dengan proses pembakaran yang kita jumpai dalam mesin motor bakar. Lewat proses metabolisme akan dihasilkan panas dan energy yang diperlukan untuk kerja fisik (mekanis) lewat sistem otot manusia. Disini zat-zat makanan akan bersenyawa dengan oksigen (O2) yang dihirup, terbakar dan menimbulkan panas serta energi mekanik.
            Dalam literatur ergonomi, besarnya energi yang dihasilkan/ dikonsumsikan akan dinyatakan dalam unit satuan “kilokalori atau kcl” atau “kilo joule (kj)” bilamana akan dinyatakan dalam satuan standar internasional (SI):
            1 kilocalorie (kcl)= 4,2 kilojoule (kj)
Nilai konversi di atas akan berguna bila nilai konsumsi energi diberikan dalam unit satuan “watt” (1 watt= 1 joule/detik).
            Menurut Wignjoesoebroto  (2000; hal 270) terdapat berbagai macam cara pengukuran kerja fisik manusia yaitu dengan pengukuran terhadap:
a.       Laju detak jantung (heart rate)
b.      Tekanan darah (blood preassure)
c.       Temperatur badan (body temperature)
d.      Laju pengeluaran keringat (sweating rate)
e.       Konsumsi energy yang dihirup (oxygen consumtion)
f.       Kandungan kimia dalam darah (latic acid content)

2.2. Pengukuran Denyut Nadi Jantung
            Denyut jantung: Jumlah denyut jantung per satuan waktu, biasanya per menit. Denyut jantung didasarkan pada jumlah kontraksi dari ventrikel (ruang bawah jantung). Denyut jantung mungkin terlalu cepat ( tachycardia ) atau terlalu lambat ( bradikardi ). The pulsa adalah tonjolan sebuah arteri dari gelombang darah mengalir melalui darah pembuluh sebagai akibat dari jantung berdenyut. Denyut nadi sering diambil di pergelangan tangan untuk memperkirakan laju jantung. Denyut nadi jumlah pulsations dicatat dalam arteri perifer per unit waktu. Denyut jantung normal biasa antara 60-80 denyut permenit untuk kondisi sehat.
Gambar Mengambil denyut nadi radial
            Laju/kecepatan detak jantung dapat dijadikan indikasi taklangsung pengukuran energi, sehingga data keceptan detak jantung bisa disetarakan dalam bentuk energi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif seperti pada rumus (Astuti, 1985; hal IV-2 dan IV-3):
     E=1,804411 - 0,0229030 D + 4,71733x104 D2……………
Dimana:
E= Energi (kkl)
D= Kecepatan detak jantung (detak/menit)
Untuk penentuan konsumsi energy selanjutanya digunakan parameter indeks kenaikan bilangan detak jantung pada saat istirahat seperti rumus berikut:
     KE= ET + EI…………………………
Dimana:
KE= Konsumsi energi pada waktu kerja (kkl)
ET = Energi yang dikeluarkan pada waktu kerja (kkl)
EI = Energi yang dikeluarkan pada saat istirahat (kkl)
Energi yang dikeluarkan pada saat istirahat ditentukan dari besarnya kecepatan detak jantung pada saat pekerja yang bersnagkutan istirahat, kemudian besaran kecepatan detak jantung ini disetarakan dalam energy.
Pengambilan detak jantung sendiri dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, contohnya:
a.       Merasakan denyut jantung yang ada pada arteri radial pergelangan tangan.
b.      Mendengarkan denyut dengan stethoscope.
c.       Mengukur signal elektrik yang diambil dari otot jantung pada permukaan kulit atau EOG (electrodiogram).
Detak jantung pada waktu kerja dapat pula dihitung secara manual dengan cara mengukur durasi waktu 10 detukan jantung yang pertama setelah melakukan aktifitas kemudian mengkonversikannya dengan rumus (yoelanti,2003; hal 54)
     Fh= (60/T) x 10…………………………
Dimana:
Fh= Detak jantung (bpm)
T = Durasi waktu detakan pertama (detik)
Metode perhitungan energy melalui metode konversi seperti diatas dapat menghasilkan nilai energy digunakan seseorang secara spesifik untuk mengevaluasi beratnya pekerjaan. Sebagai perbandingan, kroemer dkk (2001; hal 117) telah mendifinisikan dalam table kebutuhan kalori akan jumlah detak jantung seperti berikut:
Tabel kebutuhan kalori
Jenis kerja
Keb. Kalori
Denyut jantung det/mnit
Ringan
2,5
90
Menengah
5
100
Berat
7,5
120
Sangat berat
10
140
Berat ekstrim
12,5
≥160

2.3 Tinjauan pustaka
1. Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh Linda Theresia, Ni Made Sudri, Eva Yhusita jurusan teknik industry ITI Serpong tentang penentuan lama waktu istirahat pada tahun 2006 Pt Kmk Global Sport yang memproduksi sepatu olah raga merek dagang Nike. Tujuan utamanya yaitu menentukan waktu istirahat.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Bagus Robi Purnomo Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta tentang pendekatan biomekanika untuk desain beban kerja dan perbaikan metode kerja pada pekerja mebel kayu mangga pada tahun 2006 di Meren Furniture Kartasura. Tujuan utamanya adalah melakukan desain atau redesain tingkat beban kerja dan metode kerja yang aman bagi pekerja sesuai dengan tuntutan tugas kapasitas dari pekerja.
3. Penelitian yang akan saya lakukan mengacu pada 2 penelitian diatas:
a.    Mengukur jumlah denyut nadi pekerja
b.    Menghitung tingkat konsumsi energi pada buruh angkut
c.    Menentukan jumlah kalori yang diperlukan pekerja
  

















BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Objek Penelitian
Penelitian dilakukan di perusahaan Xyz yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang.

3.2 Tahap Persiapan
1. Identifikasi dan perumusan masalah
Pada tahap ini peneliti menentukan topik penelitian serta masalah yang akan diangkat dan diteliti berdasarkan kondisi yang ada di perusahaan Xyz yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang.
2. Penentuan tujuan penelitian
Pada tahap ini ditentukan tujuan atau arah dari penelitian yang dilakukan sehubungan dengan permasalahan yang telah diangkat, yaitu mengetahui ukuran asupan kalori untuk pekerja buruh angkut barang.

3.3 Metode Pengumpulan Data
Adapun data yang digunakan pada penelitian adalah data primer yangdiperoleh dari pengamatan secara langsung yang dilakukan oleh peneliti Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode yaitu :
a. Observasi
Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan melihat dan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap dan pengukuran terhadap detak jantung pekerja.


b. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan Tanya jawab secara langsung kepada pekerja tentang keluhan.
c. Studi Pustaka
Studi pustaka salah satu metode yang dilakukan dengan cara mengambil bahan-bahan dari kajian literatur untuk mendapatkan informasi yang mendukungdengan permasalahan yang dibahas. Dari studi pustaka ini peneliti memperolehdata apa saja yang diperlukan dalam penelitian yang dilakukan.
d. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan untuk mengambil gambar lingkungan kerja yang mendukung kinerja perusahaan dalam memenuhi pelayanannya terhadap konsumen.

3.4 Cara Pengambilan Data
Langkah-langkah dalam melakukan pengamatan penelitian sbb :
1) Berkomunikasi secara langsung dengan pekerja
2) Dalam melakukan penelitian mengambil semua kegiatan pekerja.
3) Aktivitas pencarian data dimulai dengan melakukan pengukuran denyut jantung.
4) Memfoto atau merekam kegiatan saat pengambilan data
5) Memasukan data kedalam rumus yang sudah ditentukan diatas
Tabel Perhitungan Denyut Nadi
Pekerja 1-10
Jumlah denyut nadi
Sebelum bekerja
Saat bekerja
Istirahat
 1



 2



 3…..







3.5 Kerangka Pemecahan Masalah